Matthias Koeberlin
Matthias Koeberlin | Actor
Pengejar AnginDapunta, pemuda asal Lahat, Sumatera Selatan, mendapat julukan pengejar angin berkat kemampuannya berlari cepat. Dia sedang mengalami dilema. Sang ibu ingin dia melanjutkan pendidikannya, sementara ayahnya ingin dia mengikuti jejaknya sebagai bajing loncat (perampok truk). Dengan dukungan sahabat, guru, dan cinta pertamanya, dia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya melanjutkan kuliah. Jalan pun terbuka, saat ada pelatih lari nasional asal Jakarta yang melihat bakatnya. Namun, untuk mencapai mimpinya dia harus menghadapi ayahnya, teman sekolahnya yang membenci dirinya akibat profesi sang ayah, dan juga rival utamanya Jusuf, yang juga cerdas dan berbakat. Gending SriwijayaNusantara abad 16, tiga abad setelah keruntuhan Sriwijaya, muncul kerajaan-kerajaan kecil yang saling berebut kekuasaan. Kedatuan Bukit Jerai, adalah kerajaan kecil yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Mahawangsa dengan permaisurinya Ratu Kalimanyang. Mereka memiliki dua putera: Awang Kencana dan Purnama Kelana. Dapunta Hyang yang sudah tua, memilih Purnama Kelana sebagai penggantinya karena dirasa ia lebih pantas dibanding saudaranya. Awang Kencana mengetahui rencana itu dan sangat kecewa. Awang kemudian menjebak Purnama, menfitnah Purnama telah membunuh Dapunta, lalu menjebloskannya ke penjara. Dengan bantuan tabib dan sahabat karibnya, Purnama kabur dari penjara. Namun, pasukan Awang mengejarnya dan medesaknya hingga ke tepi jurang. Purnama jatuh ke jurang dan diselamatkan oleh Malini, puteri Ki Goblek. Ki Goblek adalah pemimpin kelompok perampok yang dulu membantu Dapunta merebut kekuasaan di Kedatuan Bukit Jerai. Namun, dia dikhianati oleh Dapunta setelah naik tahta. Ki Goblek menyimpan dendam dan membentuk kelompok perampok yang menghantui Bukit Jerai. Awang dinobatkan sebagai raja di Kedatuan Bukit Jerai. Awang memerintahkan untuk membasmi kelompok perampok Ki Goblek. Kelompok perampok ditumpas. Ki Goblek tewas. Hanya tertinggal Purnama, Malini dan delapan perempuan penenun songket, janda para perampok yang memiliki kemampuan olah kanuragan. Sepuluh orang itu kemudian menyiapkan serangan balasan ke pusat Kedatuan Bukit Jerai.